Label

Selasa, 23 Juli 2013

Cabe Rawit, Si Mungil Yang Pedas

Cabe Rawit, Si Mungil Yang Pedas


bbppl-cengek
Masyarakat Indonesia, khususnya suku Sunda, biasanya merasa kurang lengkap bila pada menu makanannya tidak menggunakan sambal yang pedas. Rasa pedas cabe, termasuk cabe rawit, menambah selera makan sebagian besar orang Indonesia. Pada umumnya setiap jenis masakan di Indonesia menggunakan cabe sebagai bumbu penyedap rasanya sehingga kenaikan harga komoditas ini cukup membebani masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga dan pengusaha bidang kuliner.
Cabe rawit merupakan jenis cabe yang kecil mungil namun memiliki rasa yang paling pedas dibandingkan jenis cabe lain yang ada di Indonesia, hal ini karena cabe rawit memiliki kadar capsaicin yang paling tinggi. Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan yang lebih sehat. Rasa pedas cabe rawit ini juga bisa digunakan untuk pemakaian luar, yaitu untuk mengobati rematik, campuran obat gosok dan meringankan masuk angin.
Cabe rawit merupakan komoditas pertanian yang memiliki prospek bagus untuk diusahakan karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu : toleran terhadap perubahan iklim, relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman, produktivitas tinggi dan masa panennya lama (lebih dari satu tahun) bila tanaman dipelihara dengan baik serta produknya cukup tahan lama disimpan dibanding jenis cabe yang lain.
Berdasarkan tampilan buahnya, cabe rawit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : (1) cabe rawit jemprit/mini, panjangnya 1-2 cm dengan diameter 0,5-1 cm dan warna buah tuanya merah tua serta rasa paling pedas; (2) cabe rawit putih/domba, panjangnya 4-6 cm dengan diameter 1-1,5 cm dan warna buah tuanya merah kekuningan; (3) cabe rawit hijau/ceplik, panjangnya 3-4 cm dengan warna buah tuanya merah tua.
Tanaman cabe rawit dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, sampai ketinggian 1.250 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, gembur, cukup air, drainasenya baik dengan pH 5,5-6,5 dan suhu udara optimal 18- 27oC. Di Indonesia penanaman cabe rawit dapat dilakukan sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan, namun semakin banyak menerima intensitas cahaya matahari, pertumbuhan dan produksinya cenderung semakin bagus. Curah hujan untuk pertumbuhan cabe rawit yang baik adalah 600-1.250 mm. Tahapan budidaya cabe rawit dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut :
Penyiapan Benih
bbppl - cengek2Biji cabe rawit sebaiknya direndam dulu dalam air selama 24 jam atau dalam air hangat selama sekitar 1 jam, setelah itu disemaikan di lahan/kotak persemaian pada barisan dengan jarak antar baris 10 cm sedalam 0,5-1 cm, selanjutnya tutup dengan tanah yang halus dan daun pisang, setelah benih berkecambah tutup dari daun pisang atau plastik segera dibuka. Persemaian sebaiknya menggunakan atap dari daun kelapa maupun daunan lainnya agar suasana menjadi lebih lembab dan tanaman tidak terkena sinar matahari langsung, lakukan penyiraman tiap pagi dan atau sore hari, tergantung kondisi cuaca. Kemudian 10-15 hari setelah semai atau setelah berdaun dua helai, benih dipindahtanamkan ke koker/bumbungan yang terbuat dari daun pisang atau plastik/polibag. Selain itu biji cabe rawit juga bisa disemai langsung di bumbungan yang terbuat dari plastik/ polibag.
Penyiapan Lahan
Tanah harus dicangkul dan dibajak cukup dalam yaitu 30-40 cm hingga tanah menjadi gembur, bersihkan lahan dari gulma, kemudian dibiarkan 7-14 hari untuk mendapatkan sinar matahari. Setelah itu buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi bedengan 30-40 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm, kemudian taburkan pupuk kandang matang sebanyak 20-30 ton/ha secara merata pada permukaan tanah lalu dicampur merata dengan lapisan atas tanah. Taburkan juga pupuk buatan yaitu 100-150 kg urea + 300-400 kg ZA + 100-150 kg TSP per hektar dan dicampur secara merata dengan lapisan atas tanah. Siramlah bedengan ini bila tidak hujan. Lalu pasang mulsa plastik hitam perak menutupi bedengan pada kondisi di bawah sinar matahari yaitu sekitar jam 11.00-15.30. Terakhir buatlah lubang tanam menggunakan alat pelubang tanam dengan jarak 50 cm x 90 cm, 60 cm x 70 cm atau tergantung kultivar tanaman.
Penanaman
Bibit cabe rawit dapat dipindahkan setelah tumbuh di pesemaian setinggi sekitar 15 cm. Bila bibit berasal dari kantong plastik/polibag maka plastik harus disobek dulu pelan-pelan agar media tanam tidak pecah. Setelah bibit ditanam sebaiknya segera disiram agar kelembabannya terjaga. Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan dan dilakukan pada pagi atau sore hari.
Pengairan
bbppl - cengek3Penyiraman harus dilakukan secara kontinyu terutama pada fase vegetatif, frekuensi penyiraman 1-2 kali sehari terutama pada musim kemarau, pada fase pertumbuhan generatif (pembungaan dan pembuahan), pengairan dikurangi secara bertahap, jumlah maupun frekuensinya. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma di sekitar pangkal batang tanaman dan pada selokan di antara bedengan, dapat dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 hari setelah tanam atau sesuai dengan kondisi di lahan.
Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan 1-2 minggu sekali dengan pupuk NPK sebanyak 5 kg untuk setiap 200 liter air (satu drum). Larutan pupuk dikocorkan/disiramkan sebanyak 250 cc atau sekitar satu gelas di sekeliling batang tanaman cabe rawit.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Hama yang sering menyerang tanaman cabe rawit di antaranya : (1) thrips dengan gejala daun muda bernoda keperak-perakan yang kemudian menjadi coklat tembaga, serangan berat menyebabkan daun-daun mengeriting ke atas; (2) kutu daun persik dengan gejala serangan daun menjadi keriput, berwarna kekuningan, terpuntir serta tanaman menjadi kerdil; (3) ulat buah dengan gejala serangan buah cabe rawit berlubang. Pengendaliannya bisa dengan cara kultur teknis dengan waktu tanam yang tepat serta rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak satu famili, secara biologi/hayati dengan memanfaatkan musuh alami, pemasangan perangkap hama atau secara kimiawi dengan penyemprotan insektisida.
Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe rawit di antaranya adalah : (1) Phytopthora capsici dengan gejala serangan busuk basah berwarna coklat, pada daun bercak berwarna putih, kemudian bercak akan melebar, mengering seperti kertas dan akhirnya memutih; (2) Fusarium oxysporum dengan gejala layunya daun-daun bagian bawah, menjalar ke atas hingga ranting-ranting muda; (3) Antraknose atau patek dengan gejala mati pucuk kemudian menjalar pada daun bawah dan batang menimbulkan busuk kering berwarna coklat kehitam-hitaman, sedangkan pada buah menimbulkan busuk buah berwarna hitam. Pengendalian penyakit-penyakit ini bisa dengan menggunakan bibit yang bebas patogen, rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan inang penyakit tersebut, penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap penyakit tersebut, secara mekanis dengan mengumpulkan dan memusnahkan bagian-bagian tanaman yang terinfeksi serta aplikasi fungisida.
Panen dan Pasca Panen
Panen pertama dilakukan pada umur sekitar 3 bulan setelah semai pada buah stadium tua masih hijau dan buah matang berwarna merah, tergantung permintaan pasar atau tujuan pemasaran. Panen berikutnya dilakukan secara periodik 3-7 hari sekali tergantung permintaan pasar, bila dirawat dengan baik, tanaman cabe rawit bisa mencapai umur 2 tahun. Sebaiknya panen dilakukan pada saat cuaca cerah dengan memetik buah satu persatu. Hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh kemudian diangkut dengan menggunakan karung plastik atau keranjang bambu ke tempat penampungan. Di tempat penampungan cabe rawit dikeluarkan dari wadah untuk dihamparkan pada lantai gudang yang dialasi dengan terpal atau plastik kemudian pilih cabe rawit yang sehat, bentuk normal dan baik serta berwarna seragam, cabe rawit yang rusak, abnormal dan busuk dipisahkan dalam wadah tersendiri.

(Dari berbagai sumber)
Oleh : Ir. Elvina Herdiani, MP
Widyaiswara BBPP Lembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar