ppl
Label
- AKU (1)
- Bahan Bacaan (11)
- Best Practise (8)
- Desa (1)
- Download (1)
- Info Terkini (11)
- Kabupaten (1)
- Kecamatan (2)
- Link Lain (1)
- Pengaduan (1)
- Profil (1)
- Progres (1)
Senin, 28 Juli 2014
Minggu, 01 Juni 2014
gaji belum dibayar, mo nambah lagi.... ai....
Warta |
WASPADA ONLINE LUBUK PAKAM – Sumatera Utara membutuhkan tambahan tenaga penyuluh pertanian mengingat tenaga yang ada saat ini sebagain besar diantaranya sudah mulai memasuki masa pensiun. Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Sumatera Utara, Soekirman di Lubuk Pakam, kemarin mengatakan saat ini Sumut sangat membutuhkan tenaga penyuluh guna melakukan pendampingan kepada petani, agar dapat meningkatkan produktifitas hasil panen. Sesuai dengan Undang undang no 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan, maka ada empat kelompok tenaga penyuluh yaitu dari PNS, tenaga honorer lepas, penyuluh swasta dan penyuluh swadaya. “Sementara dari kelompok PNS saat ini sudah banyak yang memasuki masa pensiun, karenanya perlu mengusulkan kepada Menpan agar tenaga penyuluh yang sudah mengabdikan diri dapat diangakat menjadi PNS,” katanya saat beraudiensi dengan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan. Sementara mengenai Kabupaten Deliserdang yang menurut Soekirman memiliki berbagai potensi diharapkan dapat mendukung peningkatan pengetahuan para penyuluh karena memiliki perguruan tinggi, balai penelitian ternak, karet, maupun penangkaran holtikultura. “Kami berharap Pemkab Deliserdang dapat terus berkoordinasi dengan Perhiptani sehingga kedepan lebih maju lagi, demikian juga agar diupayakan berdirinya Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan di daerah ini,” katanya. Sementara Bupati Deliserdang Ashari Tambunan mengatakan pihaknya menyambut baik program Perhiptani dalam upaya peningkatan disektor pertanian, yang memang menjadi pokok perhatian daerah itu sebagai kabupaten yang selama ini dikenal sebagai lumbung padi. “Tentang peningkatan tenaga penyuluh pertanian, tentunya ini menjadi perhatian serius bagi kita bersama,” katanya. |
angin segar...
Penyuluh Kontrak Jadi Pegawai Pemerintah
Sebanyak 10.000 orang dari total 23.771 Tenaga Harian Lepas dan Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) akan diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak. Pada Juli tahun 2014, sembari kontrak, mereka bisa ikut tes calon pegawai negeri sipil.
Demikian hasil kesepakatan rapat gabungan Komisi II, IV dan XI DPR dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar, Menteri Pertanian Suswono, dan Direktur Harmonisasi Peraturan Penganggaran Kementerian Keuangan, Mariatul Ami yang mewakili Kementerian Keuangan, Selasa (11/2), di Jakarta.
Rapat gabungan tersebut khusus membahas nasib dan masa depan THL-TBPP yang sejak diangkatnya berstatus sebagai tenaga honorer. Azwar menilai pengangkatan penyuluh tersebut sebelumnya melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Kerja Honorer Menjadi Calon PNS. Akibat ketidaktaatan dalam penerimaan tenaga kerja itu, manajemen kepegawaian/birokrasi rusak dan dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk memperbaikinya.
Kini pada tahun 2014, pemerintah sepakat mengangkat 10.000 THL-TBPP. Mereka menjadi bagian dari 100.000 formasi pengangkatan pegawai pemerintah yang diusulkan Kementerian PAN dan RB. Seleksi dilakukan Kementerian Pertanian. Sistem kontraknya bisa diatur tiga tahun atau lima tahun. Tes akan dilakukan pada Juli 2014.
Meski berstatus pegawai kontrak, para penyuluh tetap bisa mengikuti seleksi CPNS tanpa harus keluar dari status kontraknya. Pemerintah mengambil keputusan ini dengan alasan di Korea Selatan, status pegawai kontrak sudah biasa. Para dosen di sana juga banyak yang berstatus kontrak, bahkan profesor sekalipun.
Pada tahun 2014 Kementerian Keuangan menganggarkan 35.000 orang untuk pegawai baru. Mekanisme pengangkatan disesuaikan dengan peraturan yang ada yakni ada seleksi.
Kita berharap langkah pemerintah yang akan mengangkat THL-TBPP menjadi pegawai pemerintah ini tidak berhenti di sini. Harus sudah dipikirkan regenerasi Penyuluh Pertanian Lapangan Pegawai Negeri Sipil (PPL PNS) secara berkelanjutan. Data jumlah penyuluh di seluruh kabupaten sudah dimiliki berikut masa pensiun mereka. Dari data itu, pemerintah bisa membuat perencanaan agar jumlah PPL PNS selalu dalam jumlah yang cukup, sehingga pelayanan pemerintah kepada para petani bisa terus dilakukan, terutama untuk meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan produktivitas pertanian, daya saingnya dan kesejahteraan petaninya.
sumber:
http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/penyuluh-kontrak-jadi-pegawai-pemerintah/
PERAN PENYULUH PERTANIAN
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi ke depan.Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian (petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan
usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian.Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian.
DINAMIKA PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
Kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Pertanian resmi dimulai 1 Januari, 1905. Di daerah, tugas tersebut dilaksanakan oleh Pangereh Praja atas perintah kepada petani. Pada tahun 1921, kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh Dinas Penyuluhan Pertanian, dalam bidang tanaman pangan dan perkebunan, disamping perkereditan (Abbas 1995).
Gerakan penyuluhan pertanian di Indonesia, diprakarsai oleh pemerintah, berbeda dengan gerakan penyuluhan di Inggris dan Amerika yang diprakarsai oleh masyarakat. Sejak awal, kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia, diposisikan sebagai instrumen untuk mensukseskan program-program pemerintah. Periode (1945-1959), penyuluhan diintegrasikan dengan Rencana Kesejahteraan Istimewa (RKI). Penyuluhan pertanian dicirikan oleh pendirian Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD). Kegiatannya mendidik masyarakat desa dengan menggunakan sistem penyuluhan tetesan minyak. Periode (1959-1963) penyuluhan pertanian dengan sistem tetesan minyak, yang dicirikan oleh meningkatkan partisipasi petani secara sukarela, diubah menjadi gerakan massa. Penyuluhan diintegrasikan dengan gerakan swasembada beras. Permasalahan kekurangan pangan yang menonjol dalam periode ini, dipecahkan dengan penyebar luasan penggunaan teknologi, melalui kegiatan penyuluhan pertanian.
Periode (1966-1986) merupakan periode keemasan. Periode sebelum tahun 1986 menempatkan penyuluhan pertanian dalam koordinasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan pendekatan sistem Latihan dan Kunjungan (LAKU). Kegiatan penyuluhan cukup efektif dengan pendekatan pola pembangunan yang sentralistis. Hal ini dilihat dari tercapainya swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini dianggap puncak prestasi penyuluhan pertanian di Indonesia (Vitayala at al. 1998). Dari tahun 1984 hingga tahun 1991 penyuluh pertanian dikelola oleh Sekretariat Badan Pengendali BIMAS, untuk mempermudah mobilisasi Penyuluh Pertanian dalam pencapaian sasaran intensifikasi dengan pendekatan sistem kerja LAKU. Selama periode ini penyuluhan pertanian dipergunakan sebagai instrumen untuk memecahkan masalah kelangkaan pangan khususnya beras. Dalam periode ini telah muncul gejala-gejala krisis penyuluhan pertanian di Indonesia Periode (1991-2000) dikeluarkan Surat Keputusan Bersama Mendagri dan Mentan Nomor: 539/kpts/LP.120/7/1991 dan Nomor: 65 Tahun 1991 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di daerah, yang menyerahkan urusan penyuluhan pertanian kepada pemerintah daerah. Pada periode ini kondisi penyuluhan pertanian semakin parah. Dinamika penyuluhan pertanian menurun drastis, loyo, kekurangan gairah (Vitayala et al. 1998). Puspadi (2002) menemukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Indonesia dalam keadaan krisis kelembagaan, legitimasi, anggaran sehingga efektivitas dan kepuasan petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian cenderung rendah dan sangat rendah.
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN SDM
Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani untuk:
(1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan
(2) Membantu mereka menemukan masalah
(3) Membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah
(4) Membantu mereka mengambil keputusan, dan
(5) Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya.
Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah.
Ke depan arah pembangunan, menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM yang berkualitas.
Upaya mencapai itu semua diperlukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang baik, selanjutnya dibutuhkan kelembagaan, ketenagaan yang kompeten, mekanisme dan tata kerja yang jelas termasuk supervisi, monitoring dan evaluasi yang efektif dan pembiayaan yang memadai. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) sebagai wujud revitalisasi penyuluhan pertanian, telah mengatur penyelenggaraan penyuluhan yang baik. Untuk implementasi UU SP3K tersebut menghendaki kearifan lokal dari otonomi daerah.
Ke depan peran penyuluhan pertanian diposisikan pada posisi yang strategis di mana kelembagaan penyuluhan pertanian berada dan dapat berhubungan langsung dengan bupati, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul terkoordinir dan bisa berjalan efektif dan efisien.
Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi usaha tani yang lain yang lebih menguntungkan.
Untuk membangun itu semua, penyuluhan pertanian memegang peranan yang cukup strategis. Agar penyuluhan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien, UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) yang mengatur penyelenggaraan penyuluhan, hendaknya dapat diimplementasikan, tentunya menghendaki adanya kearifan lokal dari otonomi daerah. Namun hal yang cukup fundamental, mentalitas petani sebagai pelaku usaha tani padi perlu diperhatikan. Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi usaha tani lain yang lebih menguntungkan. Karena itu petani perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up to date agar tumbuh motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk maju demi peningkatan kualitas SDM pertanian di Indonesia.
FUNGSI, TUGAS PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN KE DEPAN
Mewujudkan tujuan pembangunan pertanian memerlukan tiga fungsi yaitu fungsi pengaturan dan pelayanan oleh Dinas, fungsi penyuluhan serta fungsi penelitian. Ketiga fungsi tersebut kedudukannya sepadan dalam melaksanakan pembangunan pertanian. Pertanian di Indonesia, B dicirikan oleh penguasaan lahan relatif sempit, sumber daya petaninya relatif rendah dan beban sektor pertanian dalam menunjang perekonomian relatif berat sehingga permasalahan pembangunan pertanian menjadi semakin kompleks.Fakta empiris di negara-negara maju menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh modal manusia, sosial dari pada modal sumber daya alam. Dalam mewujudkan tujuan pembangunan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani maka kedudukan fungsi penyuluhan pertanian sangat strategis karena perannya dalam meningkatkan modal manusia pertanian dan modal sosial. Dalam era revolusi triple”T” yaitu telekomunikasi, transportasi, dan tourisme yang terus berjalan, berdampak pada perubahan perilaku masyarakat pedesaan. Puspadi (2002) menemukan munculnya gejala-gejala perubahan budaya dan perilaku para petani.
Gejala Perubahan budaya dan perilaku petani
Dari Ke arah
Menerima dan mengimplementasikan ideologi ” fundamentalisme agraris” Mempertanyakan ideologi ” fundamentalisme agraris” dan menuntut simbul-simbul kehidupan perkotaan dan orang kota
Sistem nilai absolut relatif kuat Munculnya sistem nilai relatif
Menerima kebijakan-kebijakan pembangunan pertanian tanpa syarat Mengkritisi secara rasional dan komersial kebijakan-kebijakan pembangunan pertanian
Otoritas pengambilan keputusan individu dalam usaha tani relatif rendah Otoritas pengambilan keputusan individu dalam usaha tani relatif kuat
Relatif sebagai konsumen teknologi dan informasi pertanian Relatif sebagai produsen teknologi dan informasi pertanian
Perencanaan usaha tani relatif dipengaruhi musim Perencanaan usaha tani relatif dipengaruhi pasar
Penerima perencanaan usaha tani Perencana, pensintesa dan pemecah masalah
Keputusan usaha tani dipengaruhi oleh pengamanan tingkat subsistensi Keputusan usaha tani dipengaruhi oleh tingkat keuntungan dan kecepatan memberikan pendapatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Beberapa kelemahan teknologi pertanian salah satunya adalah meredupnya peran penyuluh pertanian. Penyuluh Pertanian sebagai suatu proses belajar yang secara formal fleksibel diyakini merupakan pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas SDM pertanian di Indonesia, terutama dalam mengadopsi teknologi usha tani.
Penyuluh Pertanian pernah berhasil ketika dimulai Program Bimbingan Massal (BIMAS) dengan memasyarakatkan teknologi intensifikasi petanian yang mencapai puncaknya pada 1994 ketika kita berswasembada beras. Keberhasilan tersebut merupakan prestasi tertinggi dunia penyuluhan di indonesia. Kini setelah dua dekade petani kita masih miskin, gurem dan jauh dari sejahtera.Dari kondisi ini sudah sepatutnya muncul semangat bahwa upaya penyuluhan pertanian juga dapat mengubah wajah SDM pertanian di Indonesia saat ini dan kedepan.
Karena itu, slah satu kuncinya adalah harus terjadi revolusi dalam dunis peyuluhan di Indonesia. Para Penyuluh Pertanian masa depan harus mampu mengantisipasi perubahan IPTEK pertanian, dengan kapasitas dan kapabilitas memadai. Maka proses transfer pengetahuan dan keterampilan materi penyuluhan (komunikasi penyuluhan) dapat diselenggarakan denagn lebih baik. Dengan demikian, penyuluh dapat membuat materi yang selalu baru dan pragmatis.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum Pelaksanaan Penyuluhan. Jakarta. Pusbangluhtan,Departemen Pertanian .
Hadiat,Aat. 2004. Dinamika Penyuluh Pertanian . Bandung Jurnal Pertanian
Ruswandi, Agus. Rustiadi, Ernan. Mudjikdjo, Kuswardhono.2007. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani Dan Perkembangan Wilayah : Studi Kasus di Daerah Bandung Utara . Jurnal Agro Ekonomi, Vol 25, No 2, 207 – 219.
Tohir Winarno,1997. Modernisasi Sistem Agribisnis Menuju Visi 2030 . Tani Merdeka Vol IV Tahun 2007.
Djafar Onny Hafsah,. Perembpuan dalam Pembanguan Pertanian . Tani Merdeka Vol VI Tahun 2008.
Sabtu, 27 Juli 2013
Budidaya Jamur Tiram
BUDIDAYA JAMUR TIRAM(Pleurotus ostreatus)
PENDAHULUAN
Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang(Volvariella volvacea), Jamur champignon (Agaricus bitorquis) jamur kayu seperti jamur kuping (Auricularia, Sp.) Jamur Shiitake/payung (Lentinus edodes) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram relatif lebih mudah dibudidayakan. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat kontinu.
Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.
Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negara-negara konsumen penduduk jamur terbesar adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia Inggris, Belanda dan Italia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita penduduk Kanada dan negara-negara Eropa melibihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5/kapita/tahun.
INFORMASI POKOK
Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya.
Persiapan Sarana Produksi
Bangunan
Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 (panjang 12m dan lebar 7m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya kumbung atau bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:
- Ruang persiapanRuang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
- Ruang Inokulasi:Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
- Ruang InkubasiRuangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
- Ruang Penanaman :Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22OC dengan kelembaban 80 – 90%.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.
Tahapan Budidaya Jamur Tiram
Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Persiapan Bahan Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa
- Pengayakan Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir
- PencampuranBahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
- PengomposanPengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic
- Pembungkusan (Pembuatan Baglog)Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
- SterilisasiSterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama 12 jam.
- Inokulasi (Pemberian Bibit)Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
- Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
- PanenPanen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Pupuk Organik
TEKNIK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN MULSA
PADA BUDIDAYA MENTIMUN JEPANG
PADA BUDIDAYA MENTIMUN JEPANG
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar dan merambat dengan perantaraan alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanaman mentimun berasal dari bagian utara India, yakni lereng Gunung Himalaya yang kemudian berkembang ke wilayah mediteran. Di kawasan Asia khususnya Indonesia, mentimun baru dikenal sekitar 2 abad sebelum masehi. Di Jawa dan Sumatera, mentimun banyak ditanam di dataran rendah (Samadi 2002).
Mentimun Jepang termasuk golongan mentimun hibrida. Mentimun ini mempunyai buah yang panjang, berwarna hijau tua, daging buah tebal, rasa renyah, dan pengkal buah tidak pahit (Sumpena, 2002). Pertumbuhannya seragam, bunga betina dan bakal buahnya banyak, dan relatif tahan terhadap penyakit khususnya virus (Purwanto dan Asih, 2001). Penampilan mentimun Jepang dapat dilihat pada gambar 1.
Budidaya sayuran termasuk mentimun, biasanya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik dengan bahan dasar dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaan pupuk organik juga tidak meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi manusia (Ismawati, 2003).
Berdasarkan bahan dasarnya ada dikenal ada beberapa jenis pupk organik, dan jenis yang sering digunakan dalam pertanian adalah pupuk kandang dan kompos. Pupuk kandang merupakan hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine) ternak, seperti sapi, kambing, ayam , kuda dan burung. Kompos merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan organk atau bahan-bahan tanaman seperti jerami, sekam, daun-daunan dan rumput-rumputan yang berasal dari limbah hayati (Isamawati, 2003).
{mospagebreak}
Mulsa juga sering digunakan pada budidaya sayuran. Pemberian mulsa dimaksudkan untuk memperkecil kompetisi tanaman dengan gulma, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi serta mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah (Harist, 2000).
Berdasarkan bahan dan cara pembuatan, mulsa dapat dikelompokkan menjadi 3 : mulsa organik, mulsa anorganik, dan mulsa sintetis.Mulsa organik berasal dari bahan sisa pertanian, seperti jerami dna daun-daunan. Mulsa anorganik berasal dari bahan batu-batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran, seperti batu kerikil, dan mulsa kimia sintetis bearasal dari bahan plastik seperti mulsa plastik hitam perak (Harist, 2000).
Mulsa jerami dapat dimanfaatkan untuk setiap jenis dan tanaman. Karena sifatnya yang mudah lapu, mulsa jerami banyak diaplikasikan pada tanah yangtelah dieksploitasi berat agar kesuburan tanah pada jangka waktu tertentu dapat dikembalikan melalui pelapukan mulsa jerami tersebut. Dewasa ini mulsa plastik hitam perak telah diterapkan secara luas, karena warna perak dapat memantulkan cahaya matahari, sehingga energi cahaya matahari yang diterima oleh tanaman lebih besar (Harist, 2000). Energi matahari yang diterima tanaman akan mempengaruhi aktifitas fotosintesis; makin besar energi yang diterima tanaman, makin tinggi aktifitas fotosintesisnya. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi perlakuan pupuk organik dan mulsa pada tanaman mentimun Jepang.
Budidaya Melon
BUDIDAYA MELON
Melon (Cucumis melo L.) Tergolong tanaman semusim yang tumbuh merambat berbatang lunak, dari setiap pangkal tangkai daun pada batang utama tumbuh tunas lateral. Pada tunas lateral inilah muncul bunga betina (bakal buah) yang rata-rata mampu menghasilkan 1 - 2 calon buah. Namun tidak semuanya menjadi buah. Calon buah yang tidak sempat diserbuki akan gugur. Untuk itu, kegiatan perempelan tunas lateral harus dilakukan kecuali pada tunas lateral yang bakal buahnya akan dijadikan buah.
VARIETAS MELON
Berbagai varietas melon telah dikembangkan, namun yang paling banyak diminati oleh petani di Indonesia adalah jenis sky Rocket dan Action 434. Kedua jenis melon ini memiliki jaring (net) pada permukaan kulit buahnya. Daging buahnya sangat menarik yakni berwarna hijau kekuning-kuningan, rasanya manis, berair dan aromanya harum. Buah ini sangat digemari terutama dihidangkan dalam bentuk segar.
SYARAT TUMBUHMelon dapat tumbuh baik pada ketinggian sekitar 300 - 1000 mdpl, dengan curah hujan ideal 2000 - 3000 mm/th. Melon menghendaki sinar matahari yang lama, yaitu berkisar antara 10 - 12 jam per hari. Sedangkan untuk tanah melon menghendaki tanah yang kaya bahan organik dengan pH 6,0 - 6,8. Kelembaban udara yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah sekitar 70 - 80 %.
PERSEMAIANTanah tempat persemaian yang hendak digunakan untuk menyusun polybag empat penyemaian benih hendaknya ditinggikan sekitar 30 - 40 cm dari tanah sekitarnya agar air tidak menggenangi terutama di musim penghujan. Bedengan dapat dibuat berbentuk empat persegi panjang dekat dengan ukuran panjang 4 - 6 m, lebar 100 - 110 cm dan pada bagian tepi diberi penyekat dari belahan bambu agar posisi bibit pada polybag dapat berdiri tegak. Benih yang telah berkecambah segera dipindahkan ke kantong polybag yang sudah siap sebelumnya.
PENGELOLAAN TANAH
Tanah atau lahan yang akan ditanami melon diolah kembali setiap pergantian tanaman agar menjadi gembur dan bersih dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibalik agar aerasi tanah berjalan dengan baik dan jamur yang terdapat di dalam tanah mati. Pada saat tanah telah diolah langsung diberi pupuk dasar, yaitu pupuk organik maupun anorganik yang banyak mengandung unsur makro (NPK).
PENANAMANPenanaman dilakukan jika bibit telah berumur 9 - 11 hari. Saat tanam yang tepat adalah pada saat musim kemarau. Jarak tanam yang baik adalah 70 X 50 cm atau 70 X 60 cm. Sebelum ditanam lebih dahulu dibuat lubang tanam sedalam + 7 - 9 cm, bersamaan dengan itu dipasang ajir berbentuk segitiga sama sisi.
PEMELIHARAANPenyulaman, penyiangan, dan pengairan dilakukan bila diperlukan.
Pemupukan pada umur 5 HST diberikan urea dalam bentuk larutan dengan kosentrasi 3 kg/300 liter air. Pupuk ZA + NPK 17 HST dan 50 HST yatiu 2 kg ZA dan 1 kg NPK konsentrasi 3 - 4 kg/200 liter air. Pupuk daun diberikan 7 HST dengan interval 7 - 15 hari sekali, konsentrasi larutan 1 - 2 cc/1 liter air.
Perlakuan khusus tanaman melon adalah pemangkasan tunas dan seleksi buah. Pemangkasan dilakukan pada tunas-tunas baru yaitu tunas 1 - 8. Sedangkan untuk buah dilakukan seleksi dan sisakan 2 - 3 buah.
HAMA dan PENYAKIT
Hama yang sering menyerang adalah lalat buah, ulat daun, Aphids, Tungau, Thrips, Oteng-oteng dan cacing tanah. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida, khusus untuk tungau menggunakan akarisida.
Penyakit yang menyerang yaitu Layu bakteri, Phytoptora molonis, Layu fusarium, Gummy stem Blight, busuk daun, embun tepung, virus dan cendawan tanah. Dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida.
PANENMelon dapat dipetik hasilnya umur 65 - 70 Hst. Cara pemetikan dilakukan dengan memotong tangaki buah + 3 cm dari pangkalnya dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau yang tajam.
Berbagai varietas melon telah dikembangkan, namun yang paling banyak diminati oleh petani di Indonesia adalah jenis sky Rocket dan Action 434. Kedua jenis melon ini memiliki jaring (net) pada permukaan kulit buahnya. Daging buahnya sangat menarik yakni berwarna hijau kekuning-kuningan, rasanya manis, berair dan aromanya harum. Buah ini sangat digemari terutama dihidangkan dalam bentuk segar.
SYARAT TUMBUHMelon dapat tumbuh baik pada ketinggian sekitar 300 - 1000 mdpl, dengan curah hujan ideal 2000 - 3000 mm/th. Melon menghendaki sinar matahari yang lama, yaitu berkisar antara 10 - 12 jam per hari. Sedangkan untuk tanah melon menghendaki tanah yang kaya bahan organik dengan pH 6,0 - 6,8. Kelembaban udara yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah sekitar 70 - 80 %.
PERSEMAIANTanah tempat persemaian yang hendak digunakan untuk menyusun polybag empat penyemaian benih hendaknya ditinggikan sekitar 30 - 40 cm dari tanah sekitarnya agar air tidak menggenangi terutama di musim penghujan. Bedengan dapat dibuat berbentuk empat persegi panjang dekat dengan ukuran panjang 4 - 6 m, lebar 100 - 110 cm dan pada bagian tepi diberi penyekat dari belahan bambu agar posisi bibit pada polybag dapat berdiri tegak. Benih yang telah berkecambah segera dipindahkan ke kantong polybag yang sudah siap sebelumnya.
PENGELOLAAN TANAH
Tanah atau lahan yang akan ditanami melon diolah kembali setiap pergantian tanaman agar menjadi gembur dan bersih dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibalik agar aerasi tanah berjalan dengan baik dan jamur yang terdapat di dalam tanah mati. Pada saat tanah telah diolah langsung diberi pupuk dasar, yaitu pupuk organik maupun anorganik yang banyak mengandung unsur makro (NPK).
PENANAMANPenanaman dilakukan jika bibit telah berumur 9 - 11 hari. Saat tanam yang tepat adalah pada saat musim kemarau. Jarak tanam yang baik adalah 70 X 50 cm atau 70 X 60 cm. Sebelum ditanam lebih dahulu dibuat lubang tanam sedalam + 7 - 9 cm, bersamaan dengan itu dipasang ajir berbentuk segitiga sama sisi.
PEMELIHARAANPenyulaman, penyiangan, dan pengairan dilakukan bila diperlukan.
Pemupukan pada umur 5 HST diberikan urea dalam bentuk larutan dengan kosentrasi 3 kg/300 liter air. Pupuk ZA + NPK 17 HST dan 50 HST yatiu 2 kg ZA dan 1 kg NPK konsentrasi 3 - 4 kg/200 liter air. Pupuk daun diberikan 7 HST dengan interval 7 - 15 hari sekali, konsentrasi larutan 1 - 2 cc/1 liter air.
Perlakuan khusus tanaman melon adalah pemangkasan tunas dan seleksi buah. Pemangkasan dilakukan pada tunas-tunas baru yaitu tunas 1 - 8. Sedangkan untuk buah dilakukan seleksi dan sisakan 2 - 3 buah.
HAMA dan PENYAKIT
Hama yang sering menyerang adalah lalat buah, ulat daun, Aphids, Tungau, Thrips, Oteng-oteng dan cacing tanah. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida, khusus untuk tungau menggunakan akarisida.
Penyakit yang menyerang yaitu Layu bakteri, Phytoptora molonis, Layu fusarium, Gummy stem Blight, busuk daun, embun tepung, virus dan cendawan tanah. Dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida.
PANENMelon dapat dipetik hasilnya umur 65 - 70 Hst. Cara pemetikan dilakukan dengan memotong tangaki buah + 3 cm dari pangkalnya dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau yang tajam.
Langganan:
Postingan (Atom)